Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

Modal yang Dibutuhkan untuk Menjadi Full Time Trader

Saya sering menjumpai pertanyaan beberapa pembaca web Saham Gain tentang full time trader. Beberapa pertanyaan serupa yang sering saya jumpai adalah terkait berapa besarnya modal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang full time trader / trader purna waktu.  Memang seorang full time trader harus memiliki modal yang cukup besar. Umumnya, modal yang dimiliki full time trader (FTT) cenderung lebih besar ketimbang trader yang menjadikan trading untuk penghasilan tambahan.  Kalau anda sering baca-baca artikel tentang saham, anda mungkin banyak mendegar saran yang mengatakan bahwa untuk menjadi FTT minimal modal yang dibutuhkan adalah Rp100 juta, Rp500 juta, Rp300 juta., Rp 1 miliar dan lain2 Tapi saya pribadi tidak bisa mengatakan demikian.  Untuk menjadi full time trader, anda harus memahami rasio kebutuhan / pengeluaran anda dibandingkan dengan berapa persen profit yang bisa anda dapatkan dalam sebulan.   Jadi langkah pertama untuk menjadi seorang full time trader adalah anda harus bisa mem

Cara Logis dan Rasionalitas Membeli Saham

Dalam trading saham, anda pasti akan menghadapi berbagai macam pergerakan harga di saham yang sangat fluktuatif.  Maka dari itu, dalam membeli saham anda harus mampu menggunakan akal sehat (logis) dan rasionalitas. Disamping analisa teknikal, sifat rasionalitas inilah yang bisa mengarahkan anda untuk mendapat profit di pasar saham.  Pertanyaannya: Bagaimana cara agar trader bisa logis dan rasional dalam mengambil keputusan trading? Cara logis dan rasionalitas dalam membeli saham dilakukan dengan FOKUS pada portofolio anda. Apa maksudnya fokus? Fokus yang saya maksud adalah jangan mudah terpengaruh dengan saham2 yang sedang naik, bahkan yang sudah naik drastis.  Anda boleh mengamati dan mencari tahu kenapa saham2 di sektor tertentu harganya sedang naik banyak pada saat itu, tetapi anda tetap harus fokus pada apa yang sudah anda rencanakan sebelumnya (baca: Fokus pada trading plan). Untuk memudahkannya, saya kasih contoh:  Setelah melakukan analisis teknikal, Pak Untung memutuskan membel

Istilah Reksadana dan Cara Menghitung Return Reksadana

Gambar
Salah satu alternatif investasi di pasar modal selain saham dan obligasi adalah reksadana. Reksadana ini merupakan investasi yang sangat digandrungi oleh masyarakat karena risiko reksadana lebih kecil dibandingkan saham (walaupun returnnya juga berpotensi lebih kecil).  Saya juga pernah membahas reksadana di pos ini: Investasi Reksadana dan Manfaat yang Anda Peroleh dan Investasi Reksadana Vs Investasi Saham Online, Mana yang Menguntungkan? Di pos ini saya ingin berbagi sedikit mengenai sedikit istilah yang biasa muncul pada reksadana dan cara menghitung return reksadana berdasarkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Unit Penyertaan (UP). Sebelum itu, pahami dulu beberapa istilah tersebut.  Net Asset Value (NAV) atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Nilai Aktiva Bersih (NAB) : Total kekayaan bersih reksadana setiap harinya. NAB didapatkan dari:  Nilai pasar aset investasi (baik saham, pasar uang, obligasi, deposito) + kupon obligasi + dividen saha - biaya operasional untuk re

Pengaruh Inflasi terhadap Harga Saham

Gambar
Salah satu berita ekonomi makro yang sering menjadi perhatian pelaku pasar adalah pengumuman inflasi. Terkadang kenaikan dan penurunan IHSG seringkali dikaitkan dengan pengaruh kenaikan dan penurunan inflasi.  Sebenarnya, seberapa besar pengaruh inflasi terhadap harga saham? Sebelum menjelaskannya lebih dalam, anda perlu memahami definisi inflasi terlebih dahulu.  Secara sederhana, inflasi merupakan kenaikan harga-harga barang kebutuhan secara umum. Jadi, kalau hanya beberapa jenis barang saja yang mengalami kenaikan, maka anda tidak bisa mengatakan terjadi inflasi.  Beberapa contoh inflasi: Dahulu harga bensin Rp500. Sekarang harga bensin Rp6.000. 7 tahun lalu harga nasi bungkus Rp3.000. Sekarang harga nasi bungkus Rp10.000. Itu adalah contoh dampak dari adanya inflasi.  Oke, sekarang apa pengaruh inflasi ke harga saham?  Pengaruh inflasi terhadap harga saham sebenarnya tidak terjadi dalam jangka pendek. Artinya begini, ketika inflasi bulanan diumumkan naik sebesar sekian persen, maka

Transaksi Saham di Pasar Negosiasi

Transaksi saham umumnya dilakukan di pasar reguler. Beli jual saham yang anda biasanya lakukan, aksi korporasi perusahaan, dividen dan lain2 pasti akan dilakukan melalui mekanisme transaksi di pasar reguler.  Baca juga:  Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Tunai di Bursa Saham. Tapi pasar reguler bukanlah satu2nya tempat untuk transaksi saham. Di pasar saham ada yang namanya PASAR NEGOSIASI. Apa itu pasar negosiasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, silahkan baca pos: Cara Transaksi Saham di Pasar Negosiasi.   Transaksi saham di pasar negosiasi memang tidak terlalu banyak dilakukan. Namun ada baiknya anda mengetahui tujuan trader bertansaksi di pasar negosiasi. Ada beberapa alasan trader melakukan trading di pasar negosiasi:  1. Cut loss saham  Trader yang menjual sahamnya di pasr negosiasi bisa jadi karena mereka ingin cut loss saham. Hal ini biasanya terjadi ketika trader membeli saham gorengan, kemudian harga sahamnya turun sampai Rp50 dan tidak ada antrian beli lagi, sehingga tra

Sektor Saham yang Akan Jatuh, Bagaimana Cara Mendeteksinya?

Gambar
Di beberapa tulisan saya mengenai saham, saya sering mengatakan bahwa sektor saham yang sedang lesu sangat risiko untuk ditradingkan dalam jangka pendek. Sektor saham yang sedang lesu sudah pasti harga sahamnya akan turun berkepanjangan. Bisa jadi penurunannya terjadi selama beberapa tahun.  Contohnya? Kita semua tahu sektor mining yang sempat lesu dan sudah ada tanda-tandanya sejak tahun 2011. Penurunan saham2 sektor mining terus terjadi sampai tahun 2015. Penyebabnya pun sudah mulai terdeteksi, di mana salah satunya adalah harga-harga komoditas yang mulai lesu, ditambah perekonomian Tiongkok yang mulai anjlok di tahun 2014 (Ekspor batu bara Indonesia terbesar salah satunya ke Tiongkok).  Jadi, kalau sudah ada tanda2 seperti ini, setidaknya anda menghindari saham2 yang sektornya lagi lesu, terutama kalau anda suka trading jangka menengah. Karena banyak trader yang saat itu juga nyangkut dengan porsi yang besar di saham2 mining selama beberapa tahun.  Kemudian anda bertanya:  " Te

Investor Saham Lokal vs Investor Saham Asing

Di pasar saham Indonesia, saham-saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak hanya diperdagangkan oleh para pemodal / investor dari lokal atau masyarakat Indonesia. Namun saham-saham di BEI juga dipedagangkan oleh pemodal asing.  Asing disini maksudnya adalah investor asing (sekuritas asing, perorangan) yang memang menanamkan modal di pasar saham Indonesia atau sekuritas lokal tetapi dimiliki juga oleh asing.  Memang porsi modal asing ini cukup besar di pasar saham Indonesia. Sebagian besar saham2 blue chip dimiliki oleh asing. Sehingga, atas dasar inilah di pasar saham asing selalu bisa 'menyetir' IHSG, terutama asing selalu bisa menggerakkan saham2 tertentu sesuka hati mereka. Sebagai contoh, saham ASII dan TLKM dan beberapa saham blue chip lainnya pernah mengalami koreksi yang sangat tajam, padahal saat itu IHSG sedang naik tinggi. Hal ini terjadi karena porsi modal asing di kedua saham blue chip tersebut sangat dominan, sehingga kalau asing jual besar-besaran, y

Waktu yang Dibutuhkan untuk Mendapatkan Keuntungan Saham

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan pertanyaan dari salah seorang pembaca web Saham Gain melalui email suksesbelajarsaham@gmail.com: Pak Heze, berapa lama keuntungan yang kita peroleh setelah kita membeli saham?   Kalau anda yang sudah punya pengalaman main saham, anda pasti tahu jawabannya. Jawabannya RELATIF sekali. Anda tidak akan bisa memastikan kapan harga saham akan naik setelah anda beli. Baik tujuan anda untuk trading saham (jangka pendek) maupun untuk investasi (jangka panjang).  Bahkan tidak menutup kemungkinan saham yang anda beli harganya justru akan turun.  Tapi hal lain yang juga perlu anda ketahui adalah jangka waktu yang dibutuhkan agar anda bisa mendapat keuntungan dari saham semua juga ditentukan oleh prioritas anda dalam trading. Apa maksudnya? Anda bisa mendapatkan keuntungan dalam 1 bulan, 1 tahun, 3 bulan, 1 minggu, beberapa hari saja, atau bahkan dalam satu hari dan dalam beberapa menit. Sangat mungkin.... Sebagai contoh, seorang scalper mengincar keuntunga

Dilema Cut Loss Saham

Salah satu trading plan yang harus dijalankan adalah anda harus memiliki level cut loss untuk suatu saham. Cut loss memang hal yang anti bagi sebagian besar trader. Seperti yang pernah saya tuliskan di pos ini:  Penyebab Saham 'Nyantol': Trader Tidak Mau Cut Loss , saya kurang lebih mengatakan bahwa cut loss adalah hal yang berat bagi trader karena cut loss artinya 'rugi'. Dan di dalam trading tidak ada trader yang mau rugi.  Memang harga saham itu bisa balik sewaktu-waktu. Artinya kalau anda beli saham di harga Rp1.000, kemudian harga saham turun sampai Rp950, ada kemungkinan harga saham akan kembali lagi diatas Rp1.000, yang artinya kalau anda tidak menjual sahamnya dan mau menunggu, maka harga saham yang anda beli paling tidak bisa break event point (BEP) alias impas.  Sehingga cut loss saham ini seringkali justru menjadi dilema bagi trader. Banyak trader berpikir: "Apa gunanya cut loss, toh harga sahamnya nanti juga balik naik lagi" Tapi siapa yang tahu ka